Selasa, 09 November 2010

Peniup Pluit

Yeremia 21:11-14

21:11 Kepada keluarga raja Yehuda. Dengarlah firman TUHAN:

21:12 "Beginilah firman TUHAN, hai keturunan Daud: Jatuhkanlah hukum yang adil setiap pagi dan lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, supaya kehangatan murka-Ku jangan menyambar seperti api dan menyala-nyala dengan tidak ada yang memadamkannya, oleh karena perbuatan-perbuatanmu yang jahat!

21:13 Sesungguhnya, Aku akan menjadi lawanmu, hai kota yang di atas lembah, gunung batu di dataran, demikianlah firman TUHAN, hai kamu yang berkata: Siapakah yang berani turun kepada kami dan siapakah yang berani masuk ke tempat perteduhan kami?

21:14 Aku akan melakukan pembalasan kepadamu sesuai dengan hasil perbuatanmu, demikianlah firman TUHAN. Aku akan menyalakan api di hutannya yang akan memakan habis segala sesuatu yang di sekitarnya."

----------------------------------------------------------------------------------

Yeremia 22:1-9

22:1 Beginilah firman TUHAN: "Pergilah ke istana raja Yehuda dan sampaikanlah di sana firman ini!

22:2 Katakanlah: Dengarlah firman TUHAN, hai raja Yehuda yang duduk di atas takhta Daud, engkau, pegawai-pegawaimu dan rakyatmu yang masuk melalui pintu-pintu gerbang ini!

22:3 Beginilah firman TUHAN: Lakukanlah keadilan dan kebenaran, lepaskanlah dari tangan pemerasnya orang yang dirampas haknya, janganlah engkau menindas dan janganlah engkau memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, dan janganlah engkau menumpahkan darah orang yang tak bersalah di tempat ini!

22:4 Sebab jika kamu sungguh-sungguh melakukan semuanya itu, maka melalui pintu-pintu gerbang istana ini akan berarak masuk raja-raja yang akan duduk di atas takhta Daud dengan mengendarai kereta dan kuda: mereka itu, pegawai-pegawainya dan rakyatnya.

22:5 Tetapi jika kamu tidak mendengarkan perkataan-perkataan ini, maka Aku sudah bersumpah demi diri-Ku, demikianlah firman TUHAN, bahwa istana ini akan menjadi reruntuhan.

22:6 Sebab beginilah firman TUHAN mengenai keluarga raja Yehuda: Engkau seperti Gilead bagi-Ku, seperti puncak gunung Libanon! Namun pastilah Aku akan membuat engkau menjadi padang gurun, menjadi kota yang tidak didiami orang.

22:7 Aku akan menetapkan pemusnah-pemusnah terhadap engkau, masing-masing dengan senjatanya; mereka akan menebang pohon aras pilihanmu dan mencampakkannya ke dalam api.

22:8 Dan apabila banyak bangsa melewati kota ini, maka mereka akan berkata seorang kepada yang lain: Mengapakah TUHAN melakukan seperti itu kepada kota yang besar ini?

22:9 Orang akan menjawab: Oleh karena mereka telah melupakan perjanjian TUHAN, Allah mereka, dan telah sujud menyembah kepada allah lain dan beribadah kepadanya."

--------------------------------------------------------------------------

Yesaya 6:8

6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?" Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" 


Bacaan FT : Yeremia 21:11-22:9

Ayat Mas : Yesaya 6:8

Seorang whistle blower (peniup peluit) adalah seseorang yang berani membongkar ketidakbenaran yang sedang berkembang di suatu organisasi. Orang ini biasanya adalah orang dalam, bagian dari organisasi itu. Pada konferensi tentang isu iklim global di Kopenhagen, Denmark, bulan Desember 2009 lalu, sempat muncul seorang yang demikian.

Ia membocorkan isi proposal sebuah surat keputusan yang kabarnya akan dilegalkan di sana. Isinya kontroversial. Cenderung menguntungkan negara-negara maju dan merugikan negara-negara berkembang atau miskin. Sontak, berbagai pihak mengecam proposal tersebut.

Fungsi sebagai “peniup peluit” ini mirip dengan peran para nabi di Alkitab. Yeremia adalah salah satunya. Ia hidup ketika bangsa Yehuda, secara khusus para pemimpinnya, hidup dalam dosa. Mereka tidak taat pada perintah Tuhan.

Menindas keadilan dan kebenaran, membiarkan pemeras merajalela, memperlakukan orang asing, yatim dan janda dengan keras, serta menganiaya orang-orang yang tak bersalah. Yeremia menyuarakan protesnya atas tindakan mereka. Menjadi penyambung lidah Allah bagi mereka. Ia tahu ini membahayakan hidupnya. Namun, ia memberi dirinya untuk menjadi alat Allah.

Kita pun dipanggil Tuhan untuk melanjutkan peran kenabian ini. Ketika berkembang sesuatu yang tidak benar di keluarga, gereja, kantor, organisasi, atau masyarakat kita, Tuhan memanggil kita untuk menyuarakan kebenaran.

Untuk membongkar ketidakbenaran yang sedang berkembang, bahkan kalau bisa untuk memperbaikinya. Tidak mudah, bahkan kerap membuat kita terancam. Kalau bukan kita, umat-Nya, siapa lagi yang bisa Dia utus?

Tuhan, ini aku, utuslah aku untuk menjadi nabi-Mu di lingkungan kami masing-masing

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Alison Subiantoro 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar