Jumat, 30 April 2010

Kebahagiaan

Filipi 4:10-14

4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.
4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
4:14 Namun baik juga perbuatanmu, bahwa kamu telah mengambil bagian dalam kesusahanku.

Bacaan FT : Filipi 4:10-14

Ayat Mas : Filipi 4:11

Negara mana, menurut Anda, yang penduduknya paling bahagia di dunia? Amerika Serikat? Bukan. China? Bukan. Uni Emirat Arab? Juga bukan.

Menurut survei yang dilakukan Adrian White dari Universitas Leicester, Inggris, negara yang penduduknya paling bahagia di dunia adalah Denmark. Nomor dua Swiss. Setelah itu Austria.

Indonesia berada di urutan ke-64. Ini masih lebih baik dibandingkan, misalnya, Thailand (76), China (82), Jepang (90), Korea Selatan (102), dan India (125).

Apa kunci kebahagiaan orang Denmark? Menurut survei itu, orang Denmark umumnya hidup dengan rasa cukup.

Mereka memang tidak sekaya orang Amerika atau orang Jepang, tetapi mereka selalu bersyukur dengan apa yang ada. Selain itu mereka cenderung punya keinginan yang realistis, tidak pernah berharap macam-macam.

Hal ini membuat setiap kesuksesan kecil pun bisa membuat mereka begitu gembira. Jika menemui kegagalan, biasanya mereka lebih mudah menerima dan akan berusaha lagi.

Paulus juga bisa digolongkan sebagai orang yang bahagia. Betul, hidupnya tidak berkelimpahan secara materi. Bahkan tidak jarang ia harus menderita kekurangan dan kelaparan (2 Korintus 11: 27).

Namun dari surat-suratnya kita bisa melihat, betapa ia tidak pernah kehilangan semangat dan sukacita. Mengapa? Karena Paulus selalu belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan (Filipi 4:11).

Kita juga bisa mengalami kebahagiaan, pun jika hidup kita biasa-biasa saja, tidak secermelang atau sehebat orang lain, asal kita mau belajar mencukupkan diri dan selalu bersyukur dengan apa yang ada pada kita.

KEBAHAGIAAN LETAKNYA TIDAK DI LUAR DIRI KITA, TETAPI DI DALAM HATI KITA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Kamis, 29 April 2010

Cinta Itu Terus Hidup

Kidung Agung 8:5-7

8:5 Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkan engkau.

8:6 --Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

8:7 Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.

Bacaan FT : Kidung Agung 8:5-7

Ayat Mas : Kidung Agung 8:6

Carmen Ruiz Perez dari Spanyol, jatuh cinta pada Steve Smith, ketika mereka bertemu 16 tahun lalu dalam pertukaran pelajar di Inggris. Setahun kemudian, mereka berpisah ketika program itu berakhir.

Carmen kembali ke Spanyol, lalu pindah ke Prancis. Beberapa tahun kemudian Steve mengirim surat cinta untuk Carmen, ke alamat ibunya di Spanyol. Sayang, surat itu terselip di belakang perapian lebih dari satu dekade, dan baru ditemukan ketika rumah itu direnovasi.

Akhirnya, walau belasan tahun telah berlalu, cinta mereka bertaut kembali. Mereka pun menikah pada Juli 2009. Kerap kali cinta suami istri tampak menggebu di awal, tetapi luntur seiring berlalunya waktu.

Bisa karena cinta hanya untuk memuaskan nafsu, mengangkat gengsi, mengisi hati yang sepi.

Atau, cinta dianggap barang; menarik dan enak dipakai ketika baru. Lalu bisa dibuang jika sudah bosan, untuk diganti yang baru. Atau, ketika kelemahan pasangan tampak, lunturlah cinta.

Padahal kelemahan dan kekurangan seharusnya menyatukan pasangan, karena timbul kebutuhan untuk saling menopang.

Salomo yang diyakini menuliskan Kidung Agung, mengungkap makna cinta sejati. Di masa jayanya, ia kerap menerima upeti dari negara tetangga, berupa gundik. Namun, cintanya terhadap sang istri-gadis Mesir yang hitam manis, tetap bertahan.

Cintanya kuat bagai maut. Semakin lama semakin lekat. Bagaimana cinta kita terhadap pasangan? Adakah cinta itu semakin kuat, khususnya saat badai menerpa? Atau, cinta itu mulai goyah karena terkikis oleh kesibukan, kekecewaan, dan tumpukan masalah kecil? Ambillah waktu untuk hadir bagi satu sama lain; tak hanya raga, tetapi juga jiwa dan roh.

Cabutlah duri yang merusak cinta, agar cinta itu terus hidup.

PERNIKAHAN YANG BAIK TIDAK TERJADI SECARA ALAMIAH. ITU ADALAH HASIL KERJA KERAS PASANGAN MENIKAH

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Susanto, S.Th.

Selasa, 27 April 2010

Saudara Sekandung

Kejadian 37:3,4,19-32

37:3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
37:4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
37:19 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Lihat, tukang mimpi kita itu datang!
37:20 Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
37:21 Ketika Ruben mendengar hal ini, ia ingin melepaskan Yusuf dari tangan mereka, sebab itu katanya: "Janganlah kita bunuh dia!"
37:22 Lagi kata Ruben kepada mereka: "Janganlah tumpahkan darah, lemparkanlah dia ke dalam sumur yang ada di padang gurun ini, tetapi janganlah apa-apakan dia" --maksudnya hendak melepaskan Yusuf dari tangan mereka dan membawanya kembali kepada ayahnya.
37:23 Baru saja Yusuf sampai kepada saudara-saudaranya, merekapun menanggalkan jubah Yusuf, jubah maha indah yang dipakainya itu.
37:24 Dan mereka membawa dia dan melemparkan dia ke dalam sumur. Sumur itu kosong, tidak berair.
37:25 Kemudian duduklah mereka untuk makan. Ketika mereka mengangkat muka, kelihatanlah kepada mereka suatu kafilah orang Ismael datang dari Gilead dengan untanya yang membawa damar, balsam dan damar ladan, dalam perjalanannya mengangkut barang-barang itu ke Mesir.
37:26 Lalu kata Yehuda kepada saudara-saudaranya itu: "Apakah untungnya kalau kita membunuh adik kita itu dan menyembunyikan darahnya?
37:27 Marilah kita jual dia kepada orang Ismael ini, tetapi janganlah kita apa-apakan dia, karena ia saudara kita, darah daging kita." Dan saudara-saudaranya mendengarkan perkataannya itu.
37:28 Ketika ada saudagar-saudagar Midian lewat, Yusuf diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir.
37:29 Ketika Ruben kembali ke sumur itu, ternyata Yusuf tidak ada lagi di dalamnya. Lalu dikoyakkannyalah bajunya,
37:30 dan kembalilah ia kepada saudara-saudaranya, katanya: "Anak itu tidak ada lagi, ke manakah aku ini?"
37:31 Kemudian mereka mengambil jubah Yusuf, dan menyembelih seekor kambing, lalu mencelupkan jubah itu ke dalam darahnya.
37:32 Jubah maha indah itu mereka suruh antarkan kepada ayah mereka dengan pesan: "Ini kami dapati. Silakanlah bapa periksa apakah jubah ini milik anak bapa atau tidak?"

Bacaan FT : Kejadian 37:3,4, 19-32

Ayat Mas : Kejadian 37:4

Sebuah cerita humor. Seorang ibu sedang menggoreng donat untuk dua jagoannya; Gilang, 5 tahun, dan Adit, 3 tahun. Sebelum donat pertama matang, dua anak itu sudah berebut, siapa akan makan lebih dulu.

Sang ibu yang ingin bersikap adil, memakai kesempatan itu untuk mengajar mereka. “Jika Yesus yang di sini, pasti Dia akan berkata, ‘Biar saudaraku makan dulu. Aku akan menunggu yang berikutnya.’”

Mendengar itu, Gilang segera berpaling kepada adiknya dan berkata, “Adit, kamu yang jadi Yesus, ya!” Perselisihan di antara saudara selalu ada. Saudara-saudara Yusuf yang cemburu, tak bisa akur dengannya.

Menuduhnya tukang mimpi. Merencanakan hal buruk baginya (ayat 20). Tak mau menyebutnya “adik”, tetapi “anak ayah” (ayat 32). Jika dirunut ke belakang, ternyata sang ayah turut bersalah. Yakub menampakkan kasih istimewa kepada Yusuf, karena lahir dari istri terkasih, Rahel.

Puncaknya, saat Yakub memberi Yusuf jubah mahaindah, di situ tampak kasihnya yang lebih (ayat 3,4).

Kisah ini menyatakan, betapa tak berguna orangtua menunjukkan kasih yang lebih kepada seorang anak ketimbang saudaranya.

Orangtua mesti membuat setiap anak merasa istimewa. Yakni dengan menemukan keunggulan setiap anak.

Lalu memberi dukungan demi menguatkan kelebihan itu. Lewat sikap dan ucapan yang membuatnya merasa berharga. Hingga ia tak perlu iri kepada saudaranya, yang mungkin memiliki kelebihan lain.

Orangtua juga perlu membimbing anak sejak dini tentang pentingnya kasih-mengasihi; saling berbagi dan memperhatikan antarsaudara. Biarlah di antara saudara-bersaudara, kasih menjadi pengikat yang tak putus.

KARENA SETIAP ANAK BERHARGA, MAKA KASIH YANG PENUH ADALAH HAK MEREKA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Agustina Wijayani

Minggu, 25 April 2010

Kematian Yang Tragis

Lukas 13:1-9

13:1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan.
13:2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu?
13:3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.
13:4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem?
13:5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian."
13:6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya.
13:7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma!
13:8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,
13:9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"

Bacaan FT : Lukas 13:1-9

Ayat Mas : Lukas 13:4

Sebuah pesawat terbang jatuh di laut dan menenggelamkan semua penumpangnya.

Sebuah mobil berpenumpang terjun dari atas tempat parkir bertingkat di mal. Seorang pejalan kaki tewas tertimpa papan reklame. Yang lain mati tersambar petir.

Ketika melihat orang meninggal dengan cara tragis, terkadang muncul pertanyaan: “Apa dosa mereka, hingga mesti mati dengan cara demikian?” Orang kerap menuduh hal itu terjadi karena ada “dosa besar” yang telah dilakukan sang korban. Pandangan semacam itu sudah muncul sejak zaman Yesus.

Suatu hari, delapan belas pekerja bangunan mati tertimpa menara Siloam yang baru mereka bangun. Menara ini adalah proyek pemerintah Romawi, sang penjajah.

Maka, orang pun berkata, “Itulah hukuman bagi mereka yang mau bekerja sama dengan penjajah!” Mereka mengira, jika Allah membiarkan seseorang mati secara tragis, pasti ada yang tidak beres dalam hidupnya. Ada “dosa serius”.

Namun, Yesus membantah pandangan ini. “Dosa mereka tidak lebih besar dari dosamu,” kata-Nya. Kita tak boleh menilai layak tidaknya seseorang di mata Tuhan dari cara matinya, tetapi dari cara hidupnya.

Sudahkah ada buah pertobatan? Orang yang matinya “terhormat” pun bisa kualat jika seumur hidup tidak bertobat. Sudahkah kita memiliki buah pertobatan? Apakah tingkah laku kita saat ini sudah lebih baik dibanding dengan tahun-tahun lalu? Apakah kita sudah menjadi lebih sabar dan mampu menyangkal diri? Hidup beriman yang tidak menghasilkan perubahan adalah kehidupan yang tragis.

Ini jauh lebih parah dan berbahaya daripada sebuah kematian yang tragis. Maka, hasilkanlah buah pertobatan.

YANG PENTING BUKAN CARA KITA MATI MELAINKAN CARA KITA HIDUP

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Juswantori Ichwan

Rabu, 21 April 2010

Allah Mendesain

Kejadian 2:18-23

2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Bacaan FT : Kejadian 2:18-23

Ayat Mas: Kejadian 2:22

Dari sebuah e-mail saya membaca sebuah cerita imajinatif tentang bagaimana Tuhan menciptakan wanita. Dikatakan, karena wanita diciptakan dengan tugas spesial, maka ia harus punya kekuatan khusus.

Begini spesifikasinya. “Ia bisa dicuci, tetapi bukan dari plastik. Ia punya 200 bagian bergerak yang berfungsi banyak. Bisa menyiapkan makanan. Bisa merangkul beberapa anak sekaligus.

Bisa memeluk dan melegakan seseorang, baik karena terjatuh atau karena luka hati. Ia harus bisa menyembuhkan dirinya sendiri jika sakit, dan bisa bekerja hingga 18 jam sehari.

Ia lembut di luar, tetapi sangat kuat di dalam.” Saat Allah membentuk Adam, kata kerja yang dipakai sama dengan kata yang menunjuk pada bagaimana pembuat tembikar bekerja. Indah membayangkan Tuhan membentuk Adam dengan jari tangan-Nya seperti seorang pembuat tembikar membuat hasil karyanya.

Tidak kalah indah ketika Allah membangun Hawa. Alkitab versi New American Standard Bible menggunakan kata mendesain. Artinya, merancang dengan saksama. Di akhir e-mail tadi, ada satu peringatan penting.

Yakni bahwa pemaparan tentang betapa spesialnya wanita dicipta, kerap tak disadari para wanita sendiri! Banyak wanita merasa tak bisa berbuat banyak, sehingga menarik diri untuk berperan.

Padahal Allah menciptanya dengan segala kelengkapan, yang bahkan membuatnya sanggup menolong pria! Hari ini, biarlah para wanita bangkit untuk menjadi pribadi bermakna bagi setiap orang dalam hidupnya.

Dan biarlah para pria bangkit untuk menghargai setiap wanita dalam hidupnya, sebab mereka pun istimewa di mata Allah!

WANITA DICIPTAKAN KEDUA BUKAN UNTUK MENJADI NOMOR DUA NAMUN KARENA YANG PERTAMA PERLU KEHADIRAN YANG KEDUA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Agustina Wijayani

Permintaan Yang Salah

1 Samuel 8

8:1 Setelah Samuel menjadi tua, diangkatnyalah anak-anaknya laki-laki menjadi hakim atas orang Israel.
8:2 Nama anaknya yang sulung ialah Yoel, dan nama anaknya yang kedua ialah Abia; keduanya menjadi hakim di Bersyeba.
8:3 Tetapi anak-anaknya itu tidak hidup seperti ayahnya; mereka mengejar laba, menerima suap dan memutarbalikkan keadilan.
8:4 Sebab itu berkumpullah semua tua-tua Israel; mereka datang kepada Samuel di Rama
8:5 dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain."
8:6 Waktu mereka berkata: "Berikanlah kepada kami seorang raja untuk memerintah kami," perkataan itu mengesalkan Samuel, maka berdoalah Samuel kepada TUHAN.
8:7 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah perkataan bangsa itu dalam segala hal yang dikatakan mereka kepadamu, sebab bukan engkau yang mereka tolak, tetapi Akulah yang mereka tolak, supaya jangan Aku menjadi raja atas mereka.
8:8 Tepat seperti yang dilakukan mereka kepada-Ku sejak hari Aku menuntun mereka keluar dari Mesir sampai hari ini, yakni meninggalkan Daku dan beribadah kepada allah lain, demikianlah juga dilakukan mereka kepadamu.
8:9 Oleh sebab itu dengarkanlah permintaan mereka, hanya peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh dan beritahukanlah kepada mereka apa yang menjadi hak raja yang akan memerintah mereka."
8:10 Dan Samuel menyampaikan segala firman TUHAN kepada bangsa itu, yang meminta seorang raja kepadanya,
8:11 katanya: "Inilah yang menjadi hak raja yang akan memerintah kamu itu: anak-anakmu laki-laki akan diambilnya dan dipekerjakannya pada keretanya dan pada kudanya, dan mereka akan berlari di depan keretanya;
8:12 ia akan menjadikan mereka kepala pasukan seribu dan kepala pasukan lima puluh; mereka akan membajak ladangnya dan mengerjakan penuaian baginya; senjata-senjatanya dan perkakas keretanya akan dibuat mereka.
8:13 Anak-anakmu perempuan akan diambilnya sebagai juru campur rempah-rempah, juru masak dan juru makanan.
8:14 Selanjutnya dari ladangmu, kebun anggurmu dan kebun zaitunmu akan diambilnya yang paling baik dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawainya
8:15 dari gandummu dan hasil kebun anggurmu akan diambilnya sepersepuluh dan akan diberikannya kepada pegawai-pegawai istananya dan kepada pegawai-pegawainya yang lain.
8:16 Budak-budakmu laki-laki dan budak-budakmu perempuan, ternakmu yang terbaik dan keledai-keledaimu akan diambilnya dan dipakainya untuk pekerjaannya.
8:17 Dari kambing dombamu akan diambilnya sepersepuluh, dan kamu sendiri akan menjadi budaknya.
8:18 Pada waktu itu kamu akan berteriak karena rajamu yang kamu pilih itu, tetapi TUHAN tidak akan menjawab kamu pada waktu itu."
8:19 Tetapi bangsa itu menolak mendengarkan perkataan Samuel dan mereka berkata: "Tidak, harus ada raja atas kami;
8:20 maka kamipun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang."
8:21 Samuel mendengar segala perkataan bangsa itu, dan menyampaikannya kepada TUHAN.
8:22 TUHAN berfirman kepada Samuel: "Dengarkanlah permintaan mereka dan angkatlah seorang raja bagi mereka." Kemudian berkatalah Samuel kepada orang-orang Israel itu: "Pergilah, masing-masing ke kotanya."

Bacaan FT : 1 Samuel 8

Ayat Mas : 1 Samuel 8:19

Siti seorang gadis lajang. Ia sangat merindukan jodoh. Apalagi usianya sudah memasuki kepala tiga, dan teman-teman seangkatannya hampir semua telah menikah.

Ia tak putus berusaha dan berdoa, memohon kepada Tuhan agar dipertemukan dengan pemuda tambatan hati. Namun, doa dan usahanya tak juga membawa hasil.

Sampai suatu kali ia berkenalan dengan seorang pemuda di sebuah mal. Keduanya saling tertarik, lalu pacaran. Tiga bulan kemudian mereka menikah. Siti sebetulnya sadar kalau keputusannya itu berisiko. Ia belum begitu kenal pemuda itu.

Orangtua, saudara, dan teman-temannya juga sudah mengingatkannya. Namun, suara hati dan semua nasihat itu seolah terbungkam dengan keinginannya untuk segera menikah.

Siti pun naik ke pelaminan. Awalnya semuanya berjalan lancar. Hingga enam bulan kemudian rumah tangganya berantakan. Siti pun hanya bisa menyesali keputusannya. Hal serupa dialami oleh bangsa Israel. Mereka menginginkan seorang raja.

alasannya karena bangsa-bangsa lain dipimpin oleh raja (ayat 5). Samuel telah mengingatkan mereka akan risiko hadirnya seorang raja di tengah mereka (ayat 11-18).

akan tetapi, mereka tetap ngotot. Akhirnya, Tuhan membiarkan mereka mempunyai raja (ayat 22). Dan sejarah mencatat, bahwa dari situlah awal kehancuran bangsa Israel. Saul sebagai raja pertama gagal total. Setelah Salomo, bangsa itu pecah.

Bahkan jauh kemudian, mereka dibuang ke negeri Babel. Maka, berhati-hatilah dengan keinginan. Apa yang sekarang kita idam-idamkan, belum tentu pada masa depan menjadi berkat. Bisa saja malah mendatangkan laknat.

TUHAN, JANGAN BERIKAN YANG AKU INGINKAN TETAPI BERIKANLAH YANG TERBAIK BAGIKU

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Senin, 19 April 2010

Ikut Membentuk

Filipi 1:12-19

1:12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,
1:13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
1:14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
1:17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.

Bacaan FT : Filipi 1:12-19

Ayat Mas : Filipi 1:12,13

Israella Darmawan sangat gembira saat Barrack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika. Padahal ia bukan anggota tim suksesnya. Bukan pula warga Amerika.

Israella adalah guru SD Fransiskus Asisi, Jakarta, yang pernah mengajar Obama ketika menjalani masa kecilnya di Indonesia. Walau hanya setahun, ia masih ingat saat ia memeriksa tugas mengarang yang diserahkan oleh Obama kecil. Obama membuat karangan berjudul “I want to be a president” (Saya ingin menjadi presiden).

Israella tidak menyangka, tahun itu ia diberi kesempatan untuk ikut membentuk perjalanan hidup seorang presiden Amerika! Setiap pertemuan adalah kesempatan. Itulah komentar Rasul Paulus kepada jemaat Filipi tentang kisah pemenjaraannya.

Pengalaman dipenjara tanpa bersalah umumnya berisi cerita pahit. Tidak demikian bagi Paulus. Dari proses pengadilan sampai pemenjaraan, ia bertemu dengan banyak orang yang belum beriman.

Baik tentara Romawi di istana maupun sesama penghuni penjara (ayat 13). Ini dipandangnya sebagai kesempatan emas. Ia memakai setiap pertemuan untuk bersaksi tentang Kristus.

Ia berharap lewat pertemuan singkat itu, Tuhan bisa memakainya untuk mengubah jalan hidup tiap orang yang dijumpainya. Setiap hari Tuhan mempertemukan Anda dengan berbagai tipe manusia. Seiman atau bukan.

Menyenangkan atau menyebalkan.

Baik atau jahat. Kaya atau miskin. Pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan. Pancarkan kasih Tuhan lewat tutur kata dan perbuatan Anda. Siapa tahu, dalam pertemuan singkat itu Allah memakai Anda untuk ikut membentuk jalan hidup mereka ke arah yang lebih baik.

PERAN ANDA MUNGKIN SEDIKIT DALAM HIDUP SESEORANG NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Jumat, 16 April 2010

Beban Dosa Asal

Roma 7:14-25

7:14 Sebab kita tahu, bahwa hukum Taurat adalah rohani, tetapi aku bersifat daging, terjual di bawah kuasa dosa.
7:15 Sebab apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat.
7:16 Jadi jika aku perbuat apa yang tidak aku kehendaki, aku menyetujui, bahwa hukum Taurat itu baik.
7:17 Kalau demikian bukan aku lagi yang memperbuatnya, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
7:18 Sebab aku tahu, bahwa di dalam aku, yaitu di dalam aku sebagai manusia, tidak ada sesuatu yang baik. Sebab kehendak memang ada di dalam aku, tetapi bukan hal berbuat apa yang baik.
7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.
7:20 Jadi jika aku berbuat apa yang tidak aku kehendaki, maka bukan lagi aku yang memperbuatnya, tetapi dosa yang diam di dalam aku.
7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku.
7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah,
7:23 tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.
7:24 Aku, manusia celaka! Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?
7:25 Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita. (7-26) Jadi dengan akal budiku aku melayani hukum Allah, tetapi dengan tubuh insaniku aku melayani hukum dosa.


Ayat Mas: Roma 7:20

Sebuah penelitian menunjukkan, anak-anak muda di Jepang memiliki kondisi psikologis mudah merasa bersalah, kerap meminta maaf, dan mudah menyesal karena hal-hal sepele.

Semuanya ini bermula ketika rakyat Jepang merasa sa-ngat bersalah karena bangsanya dianggap sebagai pencetus tragedi kemanusiaan dalam Perang Dunia II.

Sejak saat itu, beban dosa asal tersebut disosialisasikan ke dalam setiap tingkatan masyarakat.

Dari usia yang sangat muda, orang Jepang sudah dikenalkan pada budaya trauma itu, salah satunya dengan sikap meminta maaf sambil membungkukkan punggungnya dalam-dalam.

Dosa turunan ini terus diwariskan sampai banyak generasi berikutnya tanpa ada penyelesaian yang melegakan. Serupa dengan dosa asal di atas, setiap anak lahir ke dunia tanpa dapat menolak dosa asal Adam yang pertama melekat pada dirinya (Roma 5:15).

Tanggungan dosa itu mengikat si anak sehingga sekalipun ia ingin melakukan yang baik, ternyata yang buruklah yang ia perbuat (7:19).

Kecenderungan untuk berbuat dosa ini bisa membelenggu si anak hingga akhir hayatnya; dan menjadi masalah yang tak terselesaikan, jika tak ada orang yang membawanya kepada Kristus yang sanggup menyelamatkan jiwanya (ayat 24,25).

Kita mungkin menurunkan dosa asal kepada anak-anak, tetapi Yesus telah mengulurkan tangan-Nya yang berlubang paku untuk mematahkan belenggu dosa itu.

Dialah satu-satunya Pribadi yang dapat memberi kelepasan kekal. Bersegeralah membawa anak-anak kita kepada Kristus!

SETIAP ANAK MEMANG DILAHIRKAN DENGAN DOSA ASAL NAMUN SETIAP ANAK JUGA BERHAK MENDAPAT KELEPASAN KEKAL

Damai dari Tuhan yesus menyertaimu .

Penulis: Agustina Wijayani

Kamis, 15 April 2010

BLESSING IN DISGUISE

Ibrani 10:19-20

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,

10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

Bacaan Ft : 1 Raja-raja 17:7-24

Ayat Mas : 1 Raja-raja 17:15

Suatu malam, seorang wanita kulit hitam setengah baya bertahan di tepi jalan tol Alabama dalam guyuran hujan. Mobilnya mogok. Ia berusaha mencari tumpangan. Beruntung seorang pemuda bule berhenti dan membawanya ke pangkalan taksi.

Walau tergesa, wanita tadi tak lupa menanyakan alamat si pemuda. Tujuh hari kemudian, si pemuda mendapat kiriman televisi berwarna besar yang sangat mahal, dengan catatan: Terima kasih telah menolong saya di jalan tol malam itu. Hujan tak hanya membasahi baju saya, tetapi juga jiwa saya.

Untung Anda datang. Jadi, saya masih sempat hadir di sisi suami saya yang sekarat ... hingga wafat. Tuhan memberkati Anda karena tidak mementingkan diri sendiriTertanda: Ny. Nat King Cole (istri penyanyi jaz terkenal tahun 1960-an).

Walaupun kecil, karya kemanusiaan tetaplah menggetarkan hati. Sang janda Sarfat hidup hanya bersama anak perempuannya, di zaman yang sulit karena kemarau panjang dan bencana kelaparan.

Ia hanya memiliki sedikit minyak dan segenggam tepung yang tinggal sekali dimasak (ayat 12). Namun karena memercayai Allah, ia mau menolong Elia yang kesulitan. Allah pun memberkati tepung dan minyaknya hingga bencana kelaparan berlalu.

Dan bukan cuma berkat jasmani! Ketika putri tunggalnya mati, Tuhan, melalui Elia, membangkitkannya (ayat 22). Tuhan dapat memakai siapa pun untuk memberkati seperti janda miskin di Sarfat yang menjadi saluran berkat bagi Elia.

Dan, Tuhan menyediakan berkat tersembunyi bagi setiap hati yang tersentuh akan derita sesamanya. Anda rindu dipakai menjadi jalan berkat-Nya bagi sesama yang membutuhkan? Bertindaklah!

TUHAN TIDAK MEMAKAI ORANG YANG MERASA MAMPU TUHAN MEMAKAI ORANG YANG TAK MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI

Damai darituhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Susanto, S.Th.

Rabu, 14 April 2010

Sedapat Dapatnya

Roma 12:9-21 :

12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Bacaan FT : Roma 12:9-21

Ayat Mas : Roma 12:18

Ini curhat seorang teman, Saya sedang mengalami konflik dengan seorang te-man di gereja. Masalahnya cuma sepele, Alkitabnya saya taruh di kotak tempat me-nyimpan Alkitab-Alkitab yang ketinggalan di gereja. Saya sama sekali tidak tahu ka-lau itu Alkitabnya.

Saya pikir itu Alkitab orang yang ketinggalan karena tergeletak begitu saja di kursi gereja. Namun, ia marah ke saya. Dibilangnya saya mau ngerja-in, mau membuatnya susah. Ia menuduh saya membencinya. Saya sudah minta ma-af, sudah menjelaskan duduk masalahnya pula, tetapi ia tetap tidak mau terima.

Lalu, saya harus bagaimana lagi? Dalam berelasi dengan orang laindi kantor, kampus, atau gerejamungkin kita juga pernah mengalami hal serupa; bertemu dengan orang yang sulit.

Apa pun yang kita lakukan disalahartikan. Selalu berprasangka buruk terhadap kita. Kadang jadi konflik batin juga. Di satu sisi kita harus mengasihi dan hidup damai dengan orang lain.

Namun pada kenyataannya, ada orang yang menganggap kita seperti kucing melihat anjing; membenci, sikapnya sinis, bahkan kasar.

Sangat menjengkelkan. Lalu bagaimana? Sebagaimana bertepuk tangan harus dengan dua tangan, begitu juga hidup damai dengan orang lain. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sama dengan kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan,

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu (ayat 18). Jadi, betul, kita harus selalu berusaha hidup damai dengan orang lain, tetapi kalau ternyata orang lain me-nolaknya, itu di luar kemampuan kita. Janganlah kita terus menyalahkan diri sendiri. Yang penting kita tidak membencinya

BAGIAN KITA ADALAH MENGASIHI. TETAPI APAKAH ORANG LAIN MENERIMA ATAU TIDAK, ITU DI LUAR WEWENANG KITA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Selasa, 13 April 2010

Iman dan Penyembuhan

Roma 11:33

O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan -Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan- Nya!

Bacaan FT : roma 11

Seorang ibu yang taat beragama, menderita sakit kangker rahim, awal mulanya dengan pengobatan tradisional. Namun setelah beberapa bulan, dia mengalami rasa capai karena tak kunjung sembuh. Akhirnya diputuskan untuk pengobatan medis.

Ini bukan semata-mata kehendak ibu, tetapi atas kehendakNya. Operasi pengangkatan rahim berlangsung pada hari Kamis Putih, awal Tri Hari Suci, dalam perjamuan terakhir Yesus memberi teladan pelayanan berupa “Pembasuhan Kaki Para MuridNya” dan memberi perintah baru agar kita saling mengasihi.

Operasi berjalan lancar, dan dalam proses pemulihan paska operasi sangat cepat. Ini adalah suatu mujijat Tuhan. Sehari sebelum dioperasi, ibu didoakan oleh hamba Tuhan untuk mendapatkan kekuatan.

Di bagian akhir doa, ibu mohon pengampunan, dan menyerahkan dirinya seutuhnya kepada Yesus. Dikala kecemasan menghimpit hatinya, ibu berseru kepada Tuhan agar diberi kekuatan. “Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan segala kebaikanNya kepadaku? Apabila Engkau memanggilku, janganlah aku diberi rasa sakit yang berkepanjangan.

Dan apabila Engkau memberi kesembuhan, aku akan membayar nazarku kepada Tuhan untuk melayaniMu”.

Menurut pengamatan, banyak kesembuhan terjadi dalam komunitas-komunitas yang anggotanya dipenuhi dengan kasih, sehati, dan sejiwa. Sebaliknya, bila tidak ada kasih, tidak sehati, dan tidak sejiwa, sangat sedikit terjadi kesembuhan.

Jadi, bukan hanya ada hubungan erat antara penyembuhan dan iman, tetapi juga terjadi hubungan erat antara penyembuhan dan kasih di dalam kelompok atau komunitas orang-orang beriman. 1

Ditengah-tengah pencobaan ibu akan berusaha melihat tangan ilahi yang mengasihi. O Yesus, ibu tidak akan membiarkan dirinya dikalahkan oleh siapapun dalam mengasihi Engkau.

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .