Kamis, 19 Agustus 2010

Tuhan Membela Penjahat???

Kejadian 4:1-16

4:1 Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."

4:2 Selanjutnya dilahirkannyalah Habel, adik Kain; dan Habel menjadi gembala kambing domba, Kain menjadi petani.

4:3 Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan;

4:4 Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu,

4:5 tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram.

4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?

4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."

4:8 Kata Kain kepada Habel, adiknya: "Marilah kita pergi ke padang." Ketika mereka ada di padang, tiba-tiba Kain memukul Habel, adiknya itu, lalu membunuh dia.

4:9 Firman TUHAN kepada Kain: "Di mana Habel, adikmu itu?" Jawabnya: "Aku tidak tahu! Apakah aku penjaga adikku?"

4:10 Firman-Nya: "Apakah yang telah kauperbuat ini? Darah adikmu itu berteriak kepada-Ku dari tanah.

4:11 Maka sekarang, terkutuklah engkau, terbuang jauh dari tanah yang mengangakan mulutnya untuk menerima darah adikmu itu dari tanganmu.

4:12 Apabila engkau mengusahakan tanah itu, maka tanah itu tidak akan memberikan hasil sepenuhnya lagi kepadamu; engkau menjadi seorang pelarian dan pengembara di bumi."

4:13 Kata Kain kepada TUHAN: "Hukumanku itu lebih besar dari pada yang dapat kutanggung.

4:14 Engkau menghalau aku sekarang dari tanah ini dan aku akan tersembunyi dari hadapan-Mu, seorang pelarian dan pengembara di bumi; maka barangsiapa yang akan bertemu dengan aku, tentulah akan membunuh aku."

4:15 Firman TUHAN kepadanya: "Sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain akan dibalaskan kepadanya tujuh kali lipat." Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain, supaya ia jangan dibunuh oleh barangsiapapun yang bertemu dengan dia.

4:16 Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur Eden.


Bacaan FT : Kejadian 4:1-16

Ayat Mas : Kejadian 4:15


Di kelas Sekolah Minggu, seorang anak bertanya mengapa Kain tetap dilindungi Tuhan setelah membunuh Habel. “Mengapa Tuhan membela penjahat?” Selama ini ia berpikir bahwa orang jahat tidak disayang Tuhan.

Namun, mengapa Tuhan seolah-olah melindungi Kain dengan memperhitungkan pembalasan tujuh kali lipat bagi orang yang membunuhnya? Apakah benar Tuhan “bermain-main” dengan keadilan-Nya sendiri? Di satu sisi, Dia menyerukan keadilan, tetapi di sisi lain Dia seolah-olah “tidak adil” dengan melindungi seorang pembunuh seperti Kain.

Jadi, bagaimana sebenarnya Tuhan memandang pendosa? Kisah Kain dan Habel jelas menyatakan dua hal yang tak dapat dipisahkan dari karya Tuhan atas umat-Nya. Seperti sekeping koin, sisi pertama adalah keadilan dan sisi lain adalah kasih. Dia menyatakan kasih dan keadilan secara bersamaan.

Ada akibat dosa yang harus ditanggung Kain: ia diusir, menjadi pengembara yang harus bekerja ekstra keras untuk bertahan hidup. Namun, keadilan Tuhan selalu disertai kasih, yaitu dengan melindungi Kain dari orang yang akan membunuhnya.

Kasih dan keadilan Tuhan berlaku dalam segala situasi. Maka, masalahnya bukan semata-mata “Tuhan membela penjahat”, tetapi Dia memberi kesempatan bagi orang sejahat apa pun untuk bertobat. Jika Tuhan berlaku demikian, sepantasnyalah kita memberikan kesempatan bagi orang lain untuk berubah.

Jangan menghakimi berdasar pengalaman masa lalu. Apalagi jika “masa hukuman” telah dijalani, terimalah kembali ia seutuhnya untuk memulai sesuatu yang baru. Tuhan pun setiap kali menerima diri kita kembali setelah kita mengaku dosa, bukan?


BELAJAR MENERAPKAN KEADILAN DAN KASIH TUHAN: BENCI DOSANYA,
TETAPI TETAP KASIHI ORANGNYA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Helen Aramada Setyoputri

Selasa, 17 Agustus 2010

Khotbah Favorit

Yunus 3

3:1 Datanglah firman TUHAN kepada Yunus untuk kedua kalinya, demikian:

3:2 "Bangunlah, pergilah ke Niniwe, kota yang besar itu, dan sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu."

3:3 Bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya, tiga hari perjalanan luasnya.

3:4 Mulailah Yunus masuk ke dalam kota itu sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru: "Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggangbalikkan."

3:5 Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.

3:6 Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.

3:7 Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: "Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air.

3:8 Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya.

3:9 Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa."

3:10 Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya.


Bacaan FT : Yunus 3

Ayat Mas : Yakobus 1:22


Sebagian orang kristiani memiliki pengkhotbah favorit. Atau, tema-tema khotbah favorit. Tema khotbah macam apa yang kita sukai? Panjang atau pendek? Lucu atau serius? Khotbah yang mendatangkan teguran keras atau khotbah yang menyejukkan hati? Tentu bukan dosa jika kita memiliki tema-tema khotbah favorit. Namun, yang perlu kita ingat adalah bahwa bukan khotbah-khotbah itu yang utama dan penting, melainkan respons kita pada khotbah yang disampaikan. Sebagus apa pun sebuah khotbah, tak akan ada maknanya jika kita tidak berespons.

Ketika diutus ke Niniwe, sebenarnya Yunus juga menyampaikan “khotbah” yang sederhana dan pendek. Tidak memakai kata-kata yang indah dan panjang. Hanya menyampaikan berita penghukuman Tuhan bagi bangsa Niniwe (ayat 4). Niniwe bisa saja tidak mendengar “khotbah” Yunus. Mereka tidak kenal Yunus. Atau, bisa saja mereka marah dan memaki Yunus karena bersikap tidak sopan—tak ada angin tak ada badai, tiba-tiba menyampaikan berita penghukuman. Namun, bangsa Niniwe merespons khotbah Yunus dengan penyesalan dan pertobatan. Raja mengumumkan hari berkabung dengan melakukan puasa massal bagi seluruh negeri sebagai tanda penyesalan (ayat 7). Dan, respons tersebut diterima dengan baik oleh Allah.

Sebagian gereja mencantumkan pujian respons, doa respons, atau saat teduh setelah khotbah dalam tata ibadahnya. Hal tersebut dibuat bukan sekadar “pemanis” tanpa makna, melainkan sebagai pengingat bahwa setiap firman Allah yang diberitakan harus kita respons dengan baik. Bersyukurlah jika firman-Nya memberi kekuatan baru. Bertobatlah jika firman-Nya menegur kita dengan keras.

KHOTBAH BUKAN UNTUK DIDENGAR DAN DILUPAKAN, MELAINKAN UNTUK DIRESPONS DAN DITERAPKAN

Damai dari Yesus Kristus menyertaimu

Penulis: Riand Yovindra

Minggu, 15 Agustus 2010

Bukan Sekedar Kata

Mazmur 45

45:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Dari bani Korah. Nyanyian pengajaran; nyanyian kasih. (45-2) Hatiku meluap dengan kata-kata indah, aku hendak menyampaikan sajakku kepada raja; lidahku ialah pena seorang jurutulis yang mahir.

45:2 (45-3) Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya.

45:3 (45-4) Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan, dalam keagunganmu dan semarakmu!

45:4 (45-5) Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat!

45:5 (45-6) Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu.

45:6 (45-7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.

45:7 (45-8) Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.

45:8 (45-9) Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana; dari istana gading permainan kecapi menyukakan engkau;

45:9 (45-10) di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.

45:10 (45-11) Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu!

45:11 (45-12) Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!

45:12 (45-13) Puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian; orang-orang kaya di antara rakyat akan mengambil muka kepadamu.

45:13 (45-14) Keindahan belaka puteri raja itu di dalam, pakaiannya berpakankan emas.

45:14 (45-15) Dengan pakaian bersulam berwarna-warna ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia.

45:15 (45-16) Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

45:16 (45-17) Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi.

45:17 (45-18) Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.


Bacaan FT : Mazmur 45

Ayat Mas : Mazmur 45:2

Dalam pengantar buku Menjadi Penulis, Andar Ismail menegaskan pentingnya isi tulisan. Ia mengatakan, “Menulis bukanlah sekadar merangkaikan kata, melainkan menuliskan hikmat yang mencerahkan dan menumbuhkan pembaca. Sepandai-pandainya kita menuangkan, yang lebih menentukan adalah apa yang dituangkan. Apa gunanya menuang sebuah botol jika isinya adalah air keruh? Atau, apa yang mau dituang dari sebuah botol apabila botol itu masih kosong?”

Pengakuan pemazmur menunjukkan proses serupa. Mazmur-mazmurnya tertuang dari perkara-perkara yang memenuhi hatinya. Ungkapan “kata-kata indah”, menurut konkordansi Alkitab, mengacu pada perkara-perkara yang baik, mulia, luhur, dan benar. Ketika hal itu meluap-luap memenuhi hatinya, ia pun tergerak untuk menggubah sajak. Ia menulis tentang sosok yang sungguh-sungguh luhur dan mulia: nubuatan tentang Raja yang akan datang, Tuhan Yesus Kristus, dan jemaat-Nya yang berkemenangan.

Kehidupan kita, seperti halnya tulisan yang jujur, menyatakan apa yang ada di dalam hati kita. Kita akan menjalani kehidupan yang baik jika perbendaharaan hati kita meluap-luap dengan perkara-perkara yang baik. Paulus menasihatkan agar kita memenuhi hati dan pikiran kita dengan “semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji” (Filipi 4:8). Hal itu akan menggerakkan kita untuk menuliskan sajak kehidupan yang indah, kehidupan yang mengungkapkan kasih dan ketaatan kita kepada Raja segala raja.

KEINDAHAN HATI AKAN MEMANCAR DALAM KEINDAHAN HIDUP


Damai dari Yesus Kristus Menyertaimu
Penulis: Arie Saptaji

Kamis, 12 Agustus 2010

Pengabdian Terbaik

2 Korintus 5:9,10

5:9 Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya.

5:10 Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat

Bacaan FT : 2 Korintus 5:9,10

Ayat Mas : 1 Korintus 9:26


Ada cerita tentang seorang tukang yang telah bekerja puluhan tahun dan ingin pensiun. Ketika ia pamit, kontraktor yang mempekerjakannya memintanya membuatkan sebuah rumah lagi. Si tukang yang sudah sangat ingin pensiun, tak begitu senang mendapat tugas terakhir ini. Maka, ia bekerja setengah hati. Ia tak sungguh-sungguh memilih material maupun mengerjakan bagian-bagiannya.

Pokoknya ia ingin segera selesai dan bebas tugas. Maka, rumah itu tak memiliki kualitas terbaik yang sebenarnya bisa ia berikan. Begitu rumah itu jadi, segera ia serahkan kuncinya kepada si kontraktor.

Namun, si kontraktor mengembalikannya lagi kepada si tukang, dengan ucapan, “Terimalah, rumah ini adalah hadiah untukmu dan keluargamu.”

Betapa menyesal si tukang, sebab jika ia tahu rumah itu akan ia tempati, pasti ia membangunnya dengan cara yang sangat berbeda! Kehidupan yang kita bangun tiap-tiap hari, ibarat rumah yang kelak akan kita tinggali. Maka bahan dan cara yang kita pakai saat membangun, merupakan tanggung jawab dan pilihan pribadi kita.

Pertanyaannya, sudahkah kita selalu memberi pemikiran terbaik, usaha terbaik, serta keputusan terbaik ketika membangun hidup ini, sehingga kita mencapai tujuan Allah menciptakan kita? kita tak ingin menyesal melihat hidup kita di akhir tahun kelak, mari memulai tahun ini dengan melihat tujuan akhir seperti yang diungkap Paulus, “Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat” (2 Korintus 5:10). Mari capai tujuan akhir kita dengan pengabdian terbaik setiap hari!


HIDUP MENCAPAI TUJUAN TERBAIK KETIKA HATI MAU MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK


Damai dari Yesus Kristus Menyertaimu

Penulis: Agustina Wijayani

Rabu, 11 Agustus 2010

Bersaksi Melalui Profesi

Kisah Para Rasul 2:41-47

2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.

2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

2:43 Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda.

2:44 Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama,

2:45 dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.

2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

2:47 sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Bacaan FT : Kisah Para Rasul 2:41-47

Ayat Mas : Kisah Para Rasul 2:47


Dokter Teoh Seng Hing adalah salah satu dokter ginekologi di Mount Elizabeth Hospital, Singapura. Ia seorang kristiani. Semua orang yang saya kenal dan pernah menjadi pasiennya punya kesan yang sangat positif terhadapnya.

Sebab selain ahli, ia juga sangat baik, sabar, telaten, ramah, penuh perhatian. Pasien bisa bebas dan nyaman berkonsultasi dengannya. Bahkan ketika Kezia, anak saya yang berumur 8 tahun, bertanya ini itu saat istri saya konsultasi, ia juga melayani dengan baik. Dengan sikapnya itu, Dokter Teoh telah menunjukkan kesaksian yang indah sebagai dokter kristiani.

Kekristenan berkembang bukan hanya karena peran para penginjil ternama. Namun juga melalui kesaksian hidup para penginjil anonim. Orang-orang yang dalam peran dan profesinya masing-masing telah memberi kesaksian indah bagi masyarakat se-kitar.

Seorang dokterdokter kristiani yang berbeda dari dokter lain. Seorang pejabatpejabat kristiani yang berbeda dari pejabat lain. Seorang mahasiswamahasiswa kristiani yang berbeda dari mahasiswa lain, dan sebagainya. Iman kristiani mereka betul-betul nyata dalam kehidupan sehari-hari, melalui sikap dan tutur kata yang ditunjukkan. Jemaat mula-mula adalah jemaat yang bertumbuh sangat pesat.

Ciri-ciri hidup mereka selain tekun dalam pengajaran para rasul (ayat 42), dan satu sama lain memiliki hidup kebersamaan yang kuat dan akrab (ayat 46), juga memberi pengaruh positif bagi orang-orang luar. Dan mereka disukai semua orang (ayat 47).

Mari kita menjadi saksi yang setia, sehingga kehadiran kita sungguh menjadi berkat bagi orang-orang sekitar


HIDUP KITA BAGAI KITAB TERBUKA YANG DIBACA SESAMA MARI NYATAKAN KRISTUS DALAM TUTUR KATA DAN LAKU KITA


Damai dari Yesus Kristus Menyertaimu

Penulis: Ayub Yahya


Selasa, 10 Agustus 2010

Teladan

1 Petrus 2:18-25

2:18 Hai kamu, hamba-hamba, tunduklah dengan penuh ketakutan kepada tuanmu, bukan saja kepada yang baik dan peramah, tetapi juga kepada yang bengis.

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.

2:21 Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.

2:22 Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.

2:23 Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.

2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

2:25 Sebab dahulu kamu sesat seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala dan pemelihara jiwamu.

Bacaan FT : 1 Petrus 2:18-25

Ayat Mas : 1 Petrus 2:21


Yi shen zou ze, demikianlah bunyi sebuah nasihat dalam bahasa Mandarin yang berarti jadikanlah dirimu sebagai teladan.

Nasihat ini ditujukan bagi para pemimpin dalam arti luas ; pemimpin negara, pemimpin komunitas, pemimpin perusahaan, pemimpin organisasi, pemimpin rumah tangga (orangtua), dan sebagainya.

Nasihat agar para pemimpin menjadi teladan ini kerap didengungkan supaya kepemimpinan mereka memiliki kekuatan dan tepat guna. Barangkali sekarang kita sulit menemukan sosok teladan dalam masyarakat, terutama dari para pemimpin, sehingga kita mengalami krisis panutan.

Lebih banyak kata-kata muluk yang tersaji daripa-da tindakan nyata yang dapat dijadikan teladan. Tidak mengherankan jika wibawa para pemimpin tersebut semakin merosot di mata orang-orang yang dipimpinnya. Kendati keteladanan semakin langka, namun itu sangat penting bagi kepemimpinan yang efektif.

Oleh karena itu kita, terutama yang berperan sebagai pemimpin, harus memiliki karakter yang dapat diteladani orang lain. Kristus telah memberikan teladan yang sempurna bagi kita. Apabila kita mengikuti teladan yang Dia berikan, maka pada gilirannya kita juga akan menjadi teladan bagi orang lain.

Oleh karena itu, marilah kita mengikuti setiap langkah Kristus dengan hati yang taat dan setia. Saat kehidupan kristiani kita menjadi contoh yang baik bagi sesama, maka sesungguhnya kita sedang memberitakan Injil de-ngan sangat baik. Tanpa banyak kata, orang lain akan memiliki kerinduan untuk datang kepada Kristus dan menjadi seperti Dia!

TELADAN MAMPU MENGGERAKKAN DUNIA LEBIH KUAT DARIPADA DOKTRIN APA PUN

Damai Tuhan Yesus Menyertaimu

Penulis: Nik Adams

Senin, 09 Agustus 2010

Morning Call

Ibrani 10:19-31

10:19 Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus,

10:20 karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri,

10:21 dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah.

10:22 Karena itu marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, oleh karena hati kita telah dibersihkan dari hati nurani yang jahat dan tubuh kita telah dibasuh dengan air yang murni.

10:23 Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.

10:24 Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

10:25 Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.

10:26 Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

10:27 Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.

10:28 Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi.

10:29 Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

10:30 Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."

10:31 Ngeri benar, kalau jatuh ke dalam tangan Allah yang hidup.


Bacaan FT : Ibrani 10:19-31

Ayat Mas : Ibrani 10:25

Morning call adalah kegiatan mem­ba­ngun­kan pada pagi hari dengan cara me­­ne­lepon.

saya tidak mengerti man­­­faatnya, karena berpikir bahwa tidak ada bedanya antara bangun karena bunyi jam weker atau karena bunyi telepon.

Hing­­ga pada suatu pagi, seorang teman mem­ba­ngun­kan saya melalui morning call ka­re­na ka­mi akan bersaat teduh bersama.

Ter­­nyata, ke­tika saya dibangunkan oleh bu­­nyi te­lepon dari teman tersebut, saya ba­ngun de­ngan lebih bersemangat karena sadar bahwa ada orang lain yang juga te­ngah ber­­juang untuk bangun pagi-pagi dan ber­siap untuk beraktivitas bersama ki­ta.

Kesadaran bahwa kita tidak sendirian ju­ga penting dimiliki dalam menjalani hi­dup sebagai orang kristiani—yang acap ka­li harus berjuang melawan arus dunia. Sebab ini adalah per­ju­ang­an yang melelahkan dan kerap membuat kita putus asa.

Kesadaran bahwa kita tidak sedang ber­ju­ang sendiri akan menguatkan kita kem­bali. Ini pula sebabnya penulis kitab Ibrani menasihati kita untuk me­nye­diakan waktu berkumpul dengan sesama orang percaya.

Di sana kita akan diingatkan bahwa ada orang lain yang juga berjuang hidup un­tuk Tuhan. Di sana kita juga akan mendapat penguatan, nasihat, dan teguran yang akan memampukan kita untuk terus berjalan di ja­lan Tuhan.

Banyak hal yang dapat menghalangi kita untuk hadir dalam ke­gi­atan persekutuan. Bisa karena alasan pekerjaan, keluarga, kon­di­si fisik, mood, dan sebagainya. Namun, jika kita mau dan rindu men­­jalani hidup sesuai kehendak-Nya, tidak bisa tidak, kita harus me­nyediakan diri untuk berkumpul dan bersekutu dengan sesama orang percaya


BERSEKUTU DENGAN SESAMA UMAT TUHAN MENGUATKAN KITA UNTUK TERUS MELANGKAH DI JALAN TUHAN

Damai Tuhan Yesus Menyertaimu

Penulis : Alison Subiantoro

Minggu, 08 Agustus 2010

Dipilih Untuk Suatu Tujuan

Yohanes 15:14-17

15:14 Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.

15:15 Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.

15:16 Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.

15:17 Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

Bacaan FT : Yohanes 15:14-17

Ayat Mas : Yohanes 15:16

Theo, anak usia delapan tahun, ingin sekali terpilih untuk terlibat dalam pertunjukan drama Natal di gerejanya. Setiap hari ia membicarakan keinginan itu kepada ibunya dengan bersemangat. Lalu tibalah waktunya hari pemilihan.

Ibu mengantar Theo ke gereja dengan perasaan was-was; khawatir kalau sampai Theo tidak terpilih, ia pasti akan kecewa sekali. Sepulang dari gereja ternyata Theo tampak gembira. “Kamu terpilih, Nak?” tanya ibunya. “Iya, Bu,” jawab Theo. “Kata Kakak Guru Sekolah Minggu, saya terpilih untuk bertepuk tangan.” Kita dipilih dalam peran sekecil apa pun tentunya dengan suatu tugas tertentu.

Begitu juga ketika Tuhan memilih kita dalam peran-peran seperti yang kita punya sekarang ini,entah sebagai orangtua, suami, istri, pejabat negara, anggota majelis di gereja, entah juga sebagai orang kaya, orang pandai, selebriti terkenal,pasti dengan suatu tugas tertentu.

Tidak mungkin Tuhan secara kebetulan atau tanpa sengaja memberikan peran-peran itu kepada kita. Sama seperti ketika Tuhan Yesus memilih para murid-Nya. Dia tidak asal-asalan memilih, tetapi dengan suatu tujuan tertentu, yaitu supaya mereka menghasilkan buah (ayat 16).

Oleh karena itu, apa pun peran kita sekarang ini, pertanyaan yang perlu kita renungkan adalah: Apa yang Tuhan ingin kita lakukan dengan peran tersebut? Kalau kita adalah orangtua, Tuhan ingin kita menjadi orangtua seperti apa? Kalau kita adalah pejabat negara, Tuhan ingin kita menjadi pejabat seperti apa? Kalau kita adalah selebriti terkenal, Tuhan ingin kita menjadi selebriti seperti apa? Dan sebagainya.

Tuhan memilih kita sebagaimana kita ada sekarang dengan tujuan luhur

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya