Rabu, 14 April 2010

Sedapat Dapatnya

Roma 12:9-21 :

12:9 Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.
12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat.
12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.
12:12 Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!
12:13 Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!
12:14 Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk!
12:15 Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
12:16 Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!
12:17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang!
12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
12:19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
12:20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
12:21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!

Bacaan FT : Roma 12:9-21

Ayat Mas : Roma 12:18

Ini curhat seorang teman, Saya sedang mengalami konflik dengan seorang te-man di gereja. Masalahnya cuma sepele, Alkitabnya saya taruh di kotak tempat me-nyimpan Alkitab-Alkitab yang ketinggalan di gereja. Saya sama sekali tidak tahu ka-lau itu Alkitabnya.

Saya pikir itu Alkitab orang yang ketinggalan karena tergeletak begitu saja di kursi gereja. Namun, ia marah ke saya. Dibilangnya saya mau ngerja-in, mau membuatnya susah. Ia menuduh saya membencinya. Saya sudah minta ma-af, sudah menjelaskan duduk masalahnya pula, tetapi ia tetap tidak mau terima.

Lalu, saya harus bagaimana lagi? Dalam berelasi dengan orang laindi kantor, kampus, atau gerejamungkin kita juga pernah mengalami hal serupa; bertemu dengan orang yang sulit.

Apa pun yang kita lakukan disalahartikan. Selalu berprasangka buruk terhadap kita. Kadang jadi konflik batin juga. Di satu sisi kita harus mengasihi dan hidup damai dengan orang lain.

Namun pada kenyataannya, ada orang yang menganggap kita seperti kucing melihat anjing; membenci, sikapnya sinis, bahkan kasar.

Sangat menjengkelkan. Lalu bagaimana? Sebagaimana bertepuk tangan harus dengan dua tangan, begitu juga hidup damai dengan orang lain. Kita tidak bisa memaksa orang lain untuk bersikap sama dengan kita. Itulah sebabnya Rasul Paulus mengatakan,

Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu (ayat 18). Jadi, betul, kita harus selalu berusaha hidup damai dengan orang lain, tetapi kalau ternyata orang lain me-nolaknya, itu di luar kemampuan kita. Janganlah kita terus menyalahkan diri sendiri. Yang penting kita tidak membencinya

BAGIAN KITA ADALAH MENGASIHI. TETAPI APAKAH ORANG LAIN MENERIMA ATAU TIDAK, ITU DI LUAR WEWENANG KITA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar