Senin, 19 April 2010

Ikut Membentuk

Filipi 1:12-19

1:12 Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil,
1:13 sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus.
1:14 Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut.
1:15 Ada orang yang memberitakan Kristus karena dengki dan perselisihan, tetapi ada pula yang memberitakan-Nya dengan maksud baik.
1:16 Mereka ini memberitakan Kristus karena kasih, sebab mereka tahu, bahwa aku ada di sini untuk membela Injil,
1:17 tetapi yang lain karena kepentingan sendiri dan dengan maksud yang tidak ikhlas, sangkanya dengan demikian mereka memperberat bebanku dalam penjara.
1:18 Tetapi tidak mengapa, sebab bagaimanapun juga, Kristus diberitakan, baik dengan maksud palsu maupun dengan jujur. Tentang hal itu aku bersukacita. Dan aku akan tetap bersukacita,
1:19 karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan pertolongan Roh Yesus Kristus.

Bacaan FT : Filipi 1:12-19

Ayat Mas : Filipi 1:12,13

Israella Darmawan sangat gembira saat Barrack Obama terpilih menjadi Presiden Amerika. Padahal ia bukan anggota tim suksesnya. Bukan pula warga Amerika.

Israella adalah guru SD Fransiskus Asisi, Jakarta, yang pernah mengajar Obama ketika menjalani masa kecilnya di Indonesia. Walau hanya setahun, ia masih ingat saat ia memeriksa tugas mengarang yang diserahkan oleh Obama kecil. Obama membuat karangan berjudul “I want to be a president” (Saya ingin menjadi presiden).

Israella tidak menyangka, tahun itu ia diberi kesempatan untuk ikut membentuk perjalanan hidup seorang presiden Amerika! Setiap pertemuan adalah kesempatan. Itulah komentar Rasul Paulus kepada jemaat Filipi tentang kisah pemenjaraannya.

Pengalaman dipenjara tanpa bersalah umumnya berisi cerita pahit. Tidak demikian bagi Paulus. Dari proses pengadilan sampai pemenjaraan, ia bertemu dengan banyak orang yang belum beriman.

Baik tentara Romawi di istana maupun sesama penghuni penjara (ayat 13). Ini dipandangnya sebagai kesempatan emas. Ia memakai setiap pertemuan untuk bersaksi tentang Kristus.

Ia berharap lewat pertemuan singkat itu, Tuhan bisa memakainya untuk mengubah jalan hidup tiap orang yang dijumpainya. Setiap hari Tuhan mempertemukan Anda dengan berbagai tipe manusia. Seiman atau bukan.

Menyenangkan atau menyebalkan.

Baik atau jahat. Kaya atau miskin. Pandanglah itu sebagai sebuah kesempatan. Pancarkan kasih Tuhan lewat tutur kata dan perbuatan Anda. Siapa tahu, dalam pertemuan singkat itu Allah memakai Anda untuk ikut membentuk jalan hidup mereka ke arah yang lebih baik.

PERAN ANDA MUNGKIN SEDIKIT DALAM HIDUP SESEORANG NAMUN ITU SUDAH CUKUP MEMPERKAYA HIDUPNYA

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Ayub Yahya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar