Selasa, 08 Februari 2011

Godaan Langkah Tengah

Mazmur 73

73:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.

73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.

73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.

73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;

73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.

73:6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.

73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.

73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.

73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.

73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.

73:11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"

73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!

73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.

73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.

73:15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.

73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,

73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.

73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.

73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!

73:20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.

73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,

73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.

73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.

73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.

73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.

73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.

73:27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.

73:28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.

----------------------------------------------------

Amsal 24:14

24:14 Ketahuilah, demikian hikmat untuk jiwamu: Jika engkau mendapatnya, maka ada masa depan, dan harapanmu tidak akan hilang. 

Bacaan FT : Mazmur 73

Ayat Mas : Amsal 24:14

Saya pernah berkomitmen untuk berolahraga setiap hari. Dan, untuk memenuhi komitmen saya tersebut, maka saya membeli sebuah alat olahraga. Ketika memulai komitmen itu, semangat saya berkobar-kobar; tiada hari tanpa olahraga.

Namun sayang, komitmen tersebut tidak bertahan lama. Beberapa waktu kemudian semangat saya mulai pudar dan akhirnya saya berhenti berolahraga. Godaan untuk berhenti yang paling besar adalah godaan yang muncul di langkah tengah.

Asaf pernah tergoda untuk berhenti dari segala upayanya menjaga kekudusan di hadapan Tuhan. Ia merasa bahwa segala upayanya sia-sia tatkala melihat orang fasik ternyata bisa hidup lebih baik. Dalam pikirannya, ia mengira bahwa seharusnya orang fasik dihukum Tuhan dan orang benar diberkati. Akan tetapi kenyataan yang dilihatnya malah yang sebaliknya.

Meski demikian, dalam perjalanan melewati pergumulan tersebut Alkitab mencatat bahwa akhirnya Asaf bertobat dan kembali melangkah. Apa yang membuatnya kembali melangkah? Ketika melihat garis akhir, ia sadar bahwa selama ini ia memandang segala sesuatu berdasarkan pikirannya sendiri, bukan dari sudut pandang Allah. Ia hanya melihat apa yang ada di depan mata, bukan garis akhirnya.

Dalam perjalanan hidup kristiani, kita bisa mengalami apa yang dialami Asaf. Kita bisa tergoda untuk berhenti di tengah jalan. Kita mungkin melihat seolah-olah segala upaya mengikut Tuhan sia-sia, karena Tuhan tidak melakukan seperti apa yang kita inginkan atau pikirkan. Maka, penting sekali kita memelihara pengharapan dengan melihat garis akhir kehidupan setiap orang, menurut sudut pandang Allah.

RETRET BERARTI BERHENTI DARI SEGALA KEGIATAN KITA
DAN KEMBALI MELIHAT HIDUP DARI SUDUT PANDANG ALLAH

Damai dari Tuhan Yesus menyertaimu .

Penulis: Riand Yovindra 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar